Sabtu, 25 Februari 2012

Arachnofobia

Arachnofobia adalah fobia spesifik terhadap laba-laba. Ini adalah contoh yang paling umum dari fobia hewani. Bagi sebagian orang memiliki efek yang sangat intens. Penderita fobia memiliki derajat fobia masing-masing. Untuk mereka yang tidak menderita fobia mereka tampak irasional, sedangkan orang yang menderita bereaksi intensif untuk tanda sedikit saja dari hewan tersebut. Fobia bukanlah pengecut atau lemah. Orang yang sangat fobia bahkan tidak bisa masuk ruangan tanpa orang lain memeriksa terlebih dahulu apakah ada laba-laba atau tidak.

Beberapa orang berteriak, menangis, mengalami kesulitan bernapas, keringat berlebihan atau bahkan gangguan jantung ketika mereka berkontak dengan laba-laba tersebut. Dalam beberapa kasus ekstrim, bahkan gambar atau gambar yang realistis dari seekor laba-laba juga dapat memicu rasa takut. Arachnophobics juga mungkin takut jika mereka tersentuh atau menyentuh benda yang terasa seperti laba-laba.

Rasa takut laba-laba dapat diobati dengan melakukan terapi dan bantuan dari orang-orang terdekat. Terapis mungkin memilih menggunakan subjek dari bagian dalam apa yang disebut Paparan Terapi di mana orang tersebut di minta untuk menyentuh laba-laba virtual dan kemudian laba-laba hidup sedikit demi sedikit sampai mereka bisa mengatasi fobianya terhadap laba-laba.

sumber : wikipedia  

DIET TEPAT MENCEGAH PMS

Apasih PMS itu ??

PMS (premenstrual syndrome) adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif.

Sekitar 40% wanita berusia 14 - 50 tahun menurut suatu penelitian mengalami PMS. PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.

Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Kemungkinan lain karena berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya PMS :
1. Wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima).
2. Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).
3. Usia (PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun).
4. Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
5. Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS).
6. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat.
 
But wait ! PMS dapat dicegah lho :)
Dengan melakukan diet yang tepat, seperti hal-hal sebagai berikut : 
Membatasi kosumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, daging merah (sapi dan kambing), kopi, teh, coklat, serta minuman bersoda.
♥ Berhenti merokok dan berhenti meminum alkohol.
♥ Membatasi konsumsi protein (sebaiknya sebanyak 1,5 gr/kg berat badan per orang).
Meningkatkan konsumsi ikan, ayam, kacang-kacangan, dan biji-biji-bijian sebagai sumber protein.
♥ Membatasi konsumsi makanan produk susu dan olahannya (keju, es krim, dan lainnya) dan gunakan kedelai sebagai penggantinya.
♥ Membatasi konsumsi lemak dari bahan hewani dan lemak dari makanan yang digoreng.
Meningkatkan konsumsi sayuran hijau.
Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung asam lemak esensial linoleat seperti minyak bunga matahari, minyak sayuran.
Konsumsi vitamin B kompleks terutama vitamin B6, vitamin E, kalsium, magnesium juga omega-6 (asam linolenat gamma GLA).
Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur.
Menghindari dan mengatasi stres.
Menjaga berat badan (berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko menderita PMS).
♥ Mencatat jadwal siklus haid kamu serta kenali gejala PMS-nya.
Perhatikan pula apakah kamu sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus datang bulan berikutnya.

semoga bisa membantu
sumber : wikipedia